Photobucket

30 Mei 2009

Bayi Sehat, Lahir Menangis Keras

TIAP orang tua pasti ingin memiliki bayi yang sehat dan bugar. Ada beberapa faktor yang menunjukkan kondisi anak, yakni, anak lahir cukup bulan, air ketuban jernih, ketika lahir tangisan kuat, serta kekuatan ototnya memadai. Menurut dr Lisa Anggraini Subrata SpA, jika bayi lahir kurang dari 37 minggu, air ketubannya sudah hijau, ketika lahir tangisnya tak keras atau hanya merintih, maka ada yang tak beres di tubuh bayi tersebut. ‘Dokter anak yang menangani harus segera mengobservasi sebagai langkah deteksi dini kelainan atau penyakit di tubuh bayi tersebut,’ lanjut dokter spesialis anak RS Adi Husada Kapasari itu.

Lisa mengatakan, bayi yang bugar bila kedua kaki dan tangannya fleksi. Justru, kalau bayi diam dan tangan serta kakinya lurus, bisa dicurigai si mungil tak sehat. ‘Bayi yang lahir belum cukup bulan, ada kalanya kaki dan tangannya lurus. Gerakannya juga tak aktif,’ imbuhnya. Orang tua juga harus melihat feses (kotoran) anak. Menurut Lisa, bayi yang sehat dan bugar bila buang air besar kurang dari 2 x 24 jam. Bila lebih dari masa tersebut, disebut meconel. ‘Biasanya, fesesnya hijau kehitam-hitaman,’ ucapnya. Alumnus FK Unair itu menambahkan, ada kalanya kotoran bayi berwarna hijau. Itu karena dalam tubuhnya terkandung banyak besi. Biasanya, hal tersebut dialami bayi yang minum ASI. ‘Bayi butuh masa adaptasi pasca kelahiran. Lama-kelamaan, warna fesesnya akan normal. Tak lagi berwarna hijaum’ paparnya.
Ibu juga tak perlu khawatir bila bayi bisa buang air besar 4-5 kali sehari dengan kotoran agak lembek. Menurut Lisa, hal tersebut juga normal. ‘itu bukan diare atau mencoret. Jadi, tak perlu bingung,’ ungkapnya.
Selain itu, ibu-ibu biasanya panik kalau bayinya gumoh (sebagian air susu mengalir dari mulut bayi). Ibu satu anak tersebut mengatakan, bayi gumoh karena kapasitas lambungnya masih kecil. ‘Tak hanya kapasitasnya kecil, organ tersebut belum optimal sepenuhnya,’ katanya. Enzim pencernaan juga belum sempurna.
Pada manusia dewasa, dalam waktu tiga jam setelah makan, lambung sudah kosong. Lain halnya bayi. Jangka waktu pengosongannya lebih lama. Itu sebabnya, agar bayi tak mudah gumoh, pemberian minum dengan volume kecil namun sering. ‘Dan, setelah minum, langsung disendawakan,’ ungkap Lisa. Caranya, gendang bayi dengan posisi mendekap. Lalu, tepuk punggung bayi perlahan-lahan beberapa kali. ‘Tak lama kemudian, bayi akan sendawa,’ imbuhnya.
Lain bila bayi muntah, orang tua sudah mulai waspada. Tentu, perlu diperhatikan warna muntah dan frekuensinya. Menurut Lisa, ada beberapa jenis muntah. Pertama, provus (muntah terus-menerus). Itu menunjukkan ketidaksesuaian antara input dan output. Selanjutnya, muntah proyektil (menyemprot). Yang tak kalah bahayanya adalah muntah fecal (mirip kotoran bayi) yang disrtai buang air besat terus-menerus. ‘Bila bayi mengalami muntah seperti itu, segera periksakan ke dokter,’ kata Lisa.
Jangan ditunda terlalu lama. Bayi dikhawatirkan mengalami dehidrasi. Sebab, 60% tubuh bayi terdiri atas cairan. Padahal, diare dan muntah yang terus-menerus akan membuat bayi dehidrasi. Menurut Lisa, ciri-ciri bayi dehidrasi adalah tak kencing lebih dari enam jam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Give Me Your Comment, No SPAM No JUNK: