Photobucket

18 Mei 2009

Penyakit Flu Babi

Melihat sebaran ini maka besar kemungkinan virus yang menyebabkan penyakit flu babi dapat menyebar ke seluruh penjuru dunia (pandemic) dalam waktu singkat. Mengingat Indonesia adalah negara tropis, maka penyebaran virus ini dapat dengan mudah dan cepat. Penyakit flu babi pada umumnya disebabkan oleh virus influenza A (swine influenza virus) subtype HINI (satu type dengan penyebab penyakit flu burung yaitu virus influenza A subtype H5NI). Dalam tubuh babi juga dapat ditemukan virus influenza A subtype yang lain (misalnya; H1N2, H3NI, H3N2) dan babi juga dapat terinfeksi virus flu burung. Walaupun virus flu babi secara normal merupakan spesifik pada spesies babi dan hanya menginfeksi babi, tetapi diduga akibat mutasi dan berubah strain genetiknya sehingga dapat tumbuh dan menginfeksi tubuh manusia.

Manusia biasanya dapat tertular flu babi akibat berhubungan dengan lendir babi yang terinfeksi virus tersebut, tetapi pada beberapa kasus manusia yang terjangkit tidak mempunyai riwayat berhubungan dengan babi atau lingkungan dimana babi berada. Penularan antar manusia umumnya terjadi terbatas pada yang berada didekat penderita atau dalam kelompok manusia, misalnya keluarga. Cara penularan penyakit flu babi adalah melalui udara atau kontak langsung dengan babi yang terinfeksi atau penderita. Penularan tidak terjadi dengan memakan daging babi atau pun makanan lain yang berasal dari babi, yang dimasak dengan baik, karena virus akan mati pada temperatur 70oC (160oF) dalam waktu sekitar 5 menit. Masa inkubasi (sejak terpapar virus flu babi sampai timbul gejala) antara 3 sampai 5 hari. Gejala yang timbul akibat terinfeksi virus ini menyerupai dengan sakit influenza biasa (Influenza Like Illness). Gejala yang timbul pada penyakit ini dapat berupa demam, batuk pilek, lesu, letih, nyeri tenggorokan, napas cepat atau sesak napas. Pada beberapa penderita mungkin didapatkan mual, muntah dan diare. Seperti pada kasus flu burung, bila ditemukan penderita dengan gejala influenza perlu ditelusuri lebih lanjut kontak dengan babi atau penderita flu babi sebelumnya. Seperti juga penanganan pada kasus flu burung, bilamana ditemukan kasus tersangka penyakit flu babi maka segera menghubungi petugas kesehatan terdekat untuk segera mendapat pengobatan dan selanjutnya segera dirujuk ke RSUD Dr. Murjani Sampit untuk dirawat pada ruang khusus (isolasi). Pencegahan penyakit flu babi, sesuai rekomendasi Badan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (Centers for Disease Control and Prevention atau CDC), sebagai berikut:
• Kandang babi seharusnya tidak ditempatkan di lingkungan yang dekat dengan rumah
• Gunakan masker, baju lengan panjang dan sarung tangan pada saat berhubungan dengan babi
• Setelah selesai berhubungan dengan babi, segeralah mencuci tangan dengan sabun dan mencuci baju dan perlengkapan lainnya sebelum memasuki rumah.
• Jangan menyentuh mulut, hidung atau mulut anda dengan tangan sebelum mencuci tangan dengan sabun
• Bersihkan kandang babi setiap hari dan gunakan disinfektan untuk membunuh virus. Jika mengalami flu, tutupi hidung dan mulut anda dengan tisu jika anda batuk atau bersin. Kemudian buang tisu itu ke kotak sampah
• Sering-seringlah mencuci tangan anda dengan air bersih dan sabun, terutama setelah anda batuk atau bersin. Pembersih tangan berbasis alkohol juga efektif digunakan
• Hindari kontak atau berdekatan dengan orang yang sakit flu. Sebab influenza umumnya menyebar lewat orang ke orang melalui batuk atau bersin penderita.
• Jika anda sakit flu, CDC menyarankan anda untuk tidak masuk kerja atau sekolah dan beristirahat di rumah serta segera memeriksakan diri ke petugas kesehatan. Untuk seluruh petugas kesehatan yang bertugas di seluruh wilayah Kotim diminta untuk melakukan hal-hal berikut:
• Mewaspadai kemungkinan masuknya virus tersebut ke wilayah Indonesia dengan meningkatkan kesiapsiagaan terutama pada pendatang dari negara-negara yang sedang terjangkit. Mewaspadai semua kasus dengan gejala mirip influenza (ILI) dan segera menelusuri riwayat kontak dengan binatang )babi)
• Meningkatkan kegiatan surveilans terhadap gejala mirip influenza dan pneumonia serta melaporkan kasus dengan kecurigaan ke arah penyakit flu babi (swine flu)
• Memantau perkembangan kasus secara terus-menerus melalui berbagai sarana yang dimungkinkan. Demikian pencerahan yang dapat diberikan, semoga penjelasan ini dapat memberikan tambahan pengetahuan bidang kesehatan sehingga masyarakat dapat bekerjasama dan sama-sama bekerja dalam melakukan pencegahan penyebaran penyakit flu babi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Give Me Your Comment, No SPAM No JUNK: