Photobucket

18 Mei 2009

Komunikasikan Sebelum Tambah Momongan

SETELAH ibu melahirkan anak pertama kembar, tak jarang pasangan menginginkan menambah momongan. Hal tersebut bergantung kesepakatan bersama. Jika sang ibu dan bapak merasa cukup anak kembar, tentu tidak menjadi soal. “Persoalan baru muncul seandainya salah satu dari mereka ingin punya anak, sementara yang lain enggan,” kata Amanda Pasca Rini, psikolog Universitas 17 Agustus (Untag), Surabaya. Untuk menghadapi masalah tersebut, kata Amanda, perlu ada komunikasi. Itu dilakukan agar satu dengan yang lain dapat memahami penyebab keengganan atau keinginan masing-masing.

Misalnya, sang istri keberatan punya anak lagi karena kelahiran bayi kembar yang berlangsung tanpa operasi membuatnya kesakitan. Trauma itu sangat membayang sehingga perlu waktu untuk menghilangkannya. Sebaliknya, suami masih ingin punya anak lagi. “Tugas suami memotivasi istri,” tutur Amanda. Caranya, tambah dosen Untag Surabaya tersebut, si suami giat mencari info cara melahirkan yang membuat istri nyaman. Selain itu, suami harus mendampingi istri mulai saat kehamilan hingga melahirkan. “Sehingga, istri tidak merasa sendiri,” ungkapnya.
Keberatan istri, ucap Amanda, biasanya juga berkaitan dengan masa merawat bayi. Ketika memiliki bayi kembar, kerja istri menjadi ganda. Karena itu, suami harus bersedia membantu istri merawat anak. “Si suami harus berjanji tidak lepas tangan,” ucapnya.
Sebaliknya, tutur Amanda, jika suami yang keberatan biasanya disebabkan faktor finansial. Dengan memiliki anak pertama kembar, ada pengeluaran ekstra. “Si suami pun harus mempersiapkan biaya pendidikan dan lain-lain langsung dobel,” ujarnya. Solusinya, istri bersiap membantu masalah keuangan keluarga. “caranya, bisa bekerja lagi atau membuka usaha.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Give Me Your Comment, No SPAM No JUNK: