Photobucket

18 Mei 2009

Peta Koalisi

Semenjak terhenti negosiasi koalisasi antara Partai democrat dan Partai Golkar pada tanggal 22 April lalu, maka peta koalisi antara partai-partai yang diperkirakan akan berhasil melewati electoral threshold arahnya belum dapat diketahui secara pasti, sehingga kita masih harus sabar menunggu dalam beberapa hari kedepan.
Persaingan antar kekuatan partai politik menuju Pilpres dan Cawapres 2009 pun semakin meruncing. Tak hanya pada beberapa partai besar saja yang sedang menggalang kekuatan menuju kursi RI-1 dan RI-2, tapi kekuatan politik partai-partai menengah dan kecil pun tak ketinggalan menggalang kekuatan sebagai kekuatan alternatif.


Berdasarkan hasil perhitungan suara sementara maupun dari hasil quick count, bisa diramalkan bahwa ada sembilan partai yang nantinya akan menempatkan calegnya di kursi DPR masing-masing adalah Partai Demokrat, Partai Golkar, PDI Perjuangan, PKS, PAN, PKB, PPP ,Partai HANURA dan Partai GERINDRA. Karena sudah hampir pasti hanya partai-partai tersebutlah yang akan berhasil melewati angka electoral trasehold 2,5%.
Hasil perhitungan suara sementara yang dikutip dari Pusat Tabulasi Nasional (KPU) Pusat per tanggal 27 April 2009, perolehan suara sembilan partai yang melewati angka electoral trasehold 2,5%, adalah Partai Demokrat 20,654%, Partai GOLKAR 14,603%, PDIP 14,096%, PKS 8,15%, PAN 6,247%, PPP 5,248%, PKB 5,169%, Partai Gerindra 4,303%, dan Partai Hanura 3,635%. Setidaknya ada tiga blok kekuatan partai politik yang muncul saat ini, yaitu blok S (SBY), blok M (Megawati) dan blok J(JK). Ketiga blok ini belum ada yang berani mengumumkan kepada Publik siapa Cawapresnya masing-masing, begitu juga peta koalisi diantara mereka belum jelas. Manuver-manuver politik antar elit-elit partai masih gencar dilakukan.
Disamping blok S, blok M dan blok J tersebut, para pengamat politik menilai perlu ada kekuatan alternatif untuk mengimbangi tiga blok kekuatan politik yang muncul saat ini. Rakyat perlu ditawarkan blok kekuatan alternatif untuk menjawab kejenuhan atau ketidakpuasan masyarakat terhadap Capres yang ditawarkan.
Tampak jelas adanya upaya dari elit-elit partai politik, misalnya PPP sedang menggalang koalisi alternatif dengan menggandeng partai-partai menengah dan kecil, seperti PAN, Partai Gerindra dan Hanura, PBB, PBR dan parpol-parpol lain. Partai-partai ini merasa perlu berkoalisi untuk membangun kekuatan alternatif, dan kekuatan ini sedang ditunggu sebagai pilihan yang diharapkan bisa mewujudkan harapan rakyat.
Sejumlah tokoh nasional yang berpeluang menjadi capres-cawapres dari koalisi alternatif, antara lain Prabowo Subiyanto, Sri Sultan Hamengku Buwono X, Wiranto, Rizal Ramli, dan Soetrisno Bachir. Blok alternatif kedua yang telah muncul dan perlu dipertimbangkan yaitu Blok Perubahan yang dikomandani Rizal Ramli bersama 12 partai politik. Semua parpol itu berhaluan anti status quo, yang menghendaki ada demokrasi yang jelas antara kekuatan pro status quo dan anti status quo. Dengan demikian, kecenderungan blok kekuatan politik bagi koalisi partai-partai yang akan bertarung di Pilpres dan Cawapres pada tanggal 8 Juli 2009 nanti disimpulkan bahwa paket Capres dan Cawapres dan peta koalisi pada Blok S, blok M, blok J dan blok alternatif sebagai hasil manuver-manuver dan komunikasi politiknya masih harus kita tunggu. Kita semua tentu berharap agar blok-blok kekuatan politik tersebut nantinya dapat bersaing secara profesional, sehat dan jurdil. Jika tidak, maka stabilitas bisa terganggu karena banyak pihak akan kecewa terhadap hasil pemilu yang tidak jujur dan adil. Semoga!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Give Me Your Comment, No SPAM No JUNK: