Photobucket

30 Mei 2009

IDAP Celiac Disease, Diet Bebas Gluten

ROTI ataupun donat cukup mudah diperoleh dan siap mengganjal perut yang lapar. Sayang, tak semua perut mampu menerimanya. Itulah celiac disease. Gangguan itu bersifat permanen. Beruntung, ada kabar baiknya. ‘Kebanyakan penyakit ini terjadi di luar negeri. Di negara berkembang justru jarang,’ kata dr Tony Chandra MSi med SpA. Penyakit tersebut, menurut spesialis anak dari RS Surabaya Internasional itu, lebih sering terjadi pada anak usia 1-2 tahun. Jika tidak ditangani dengan benar, penyakit tersebut akan semakin parah ketika dewasa. Celiac itu tergolong penyakit yang dipengaruhi faktor genetik. Faktor genetik yang telah diidentifikasikan adalah HLA-DQ2 atau HLA-DQ8 proteins. Keduanya merupakan produk dari gen HLA.

Penderitanya peka, bahkan menolak masuknya gluten. Yakni, protein yang terdapat dalam terigu, gandum hitam, barley (jewawut), dan gandum. Nah, jenis makanannya termasuk roti, biscuit, pasta, serta saus.
Jika tetap dikonsumsi, tubuh pengidap gangguan tersebut akan memproduksi antibody terhadap gluten yang mengganggu permukaan usus halus. Mukosa usus akan rusak sehingga peristaltic pun terganggu. ‘Kerusakan terjadi pada bagian usus yang bertugas menyerap sari makanan,’ jelasnya. Pada anak, gejala timbul setelah pemberian makanan tambahan baru. Keluhan yang disampaikan adalah sulit buang air besar, diare, perut kembung, dan sering rewel. Gejala pada anak yang lebih besar biasanya disertai nyeri perut. ‘Beberapa anak sering sulit makan,’ katanya. Selain itu, ada risiko kegagalan pertumbuhan, perut kembung, dan sering buang angin. Tinja biasanya banyak, berlemak, pucat, dan berbau sangat busuk. Tanda lainnya, mulut sering sariawan. Email gigi pun berubah warna. ‘Penderita celiac sering juga mengalami gigi karies atau keropos,’ tuturnya.
Keluhan tak sebatas di pencernaan. Pada kulit, terjadi bintil kemerahan yang agak nyeri dan gatal. Terutama di bokong, dada, tangan, dan kaki bagian luar. Kondisi itu sering disebut dermatitis herpertiformis. Gangguan lain yang bisa terjadi adalah nyeri pada otot, tulang, dan persendian. Anak perempuan dengan penyakit celiac mungkin juga mengalami gangguan siklus menstruasi. Pemeriksaan dini dapat dilakukan. Yakni, tes TGA anti-tissue transglutaminasi untuk mendeteksi enzim di usus. ‘Penanganan terbaik dan termudah adalah diet gluten free,’ sarannya. Pemberian terapi pendukung, seperti kalsium, besi, vitamin B, dan diet tinggi protein hewani-nabati diperlukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Give Me Your Comment, No SPAM No JUNK: