Photobucket

21 Mei 2009

CUTI ? Jadwalkan Jauh Hari

PEKERJAAN menumpuk, meski dikerjakan dengan senang hati, tetaplah pekerjaan. Terus serius bekerja tetap beresiko stress, walaupun tanpa disadari. Cuti menjadi jalan keluar. “Suatu saat orang yang bekerja perlu mengambil dan menikmati cuti tahunan,” kata Prof dr Lestari Basoeki SpKJ, spesialis kesehatan jiwa dari RS Surabaya Internasional. Sayang, tipe orang workaholic (penggila kerja) sulit menikmati liburan kerja dengan baik. Sebab, workaholic memiliki disiplin tinggi akan waktu. Mereka merencanakan setiap aktivitas. Termasuk kegiatan yang dilakukan selama liburan. Cara itu sah-sah saja ditiru oleh semua tipe pekerja. Baik pekerja yang rajin maupun yang malas.

Kalau tanpa perencanaan, workaholic umumnya bingung saat berlibur tanpa aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan. “Agar nyaman selama cuti, perlu mendelegasikan tugas kepada orang lain saat orang tersebut berlibur,” tambah Kusandrini SPsi MKes, psikolog dari RS Spesialis Husada Utama Surabaya. Pendelegasian itu penting. Selain seseorang tenang menikmati liburan, pekerjaan tak terbengkalai. Memeang, sering dilakukan seseorang yang memiliki kedudukan. Nah, bagi pegawai biasa, ya meminta bantuan rekan kerja. Tentu, dengan cara yang baik dan berdiplomasi agar rekannya mau diajak bekerja sama. “Dia harus legawa kalau dikerjakan orang lain, apa pun hasilnya,” kata Kusandrini.
Langkah selanjutnya, menyelesaikan semua tugas paling lambat sepekan sebelum hari cuti tiba. “Kalau bisa, rencanakan semua kegiatan dalam satu bulan. Tugas itu hendaknya sudah diselesaikan maksimal seminggu sebelum cuti,” sarannya.
Diluar kegiatan kantor, jadwal kegiatan selama cuti sebaiknya juga sudah dibuat. Jika asal cuti sebaiknya juga sudah dibuat. Jika asal cuti, si workaholic cenderung memikirkan pekerjaan di kantor. “Nikmati saja liburan itu,” tegas Lestari. Sekedar istirahat di rumah pun boleh jadi pilihan. Inilah saatnya menikmati jadi orang rumahan. Lakukan semua hal yang membuat rileks. Menonton televisi atau tidur santai seharian di rumah. Yang penting benar-benar rileks dan melupakan pekerjaan kantor. “Orang memang perlu merelaksasikan diri,” imbuh Lestari. Dia menyarankan agar tidak menonton film-film yang menegangkan. Beralihlah ke film menyenangkan dan menghibur. Berbeda jika sudah memiliki jadwal kegiatan liburan. Lakukan saja sesuai jadwal.
Kusandrini menambahkan, cara seseorang menikmati masa cutinya akan berdampak ketika tiba waktunya bekerja kembali. “Orang yang benar-benar menikmati cuti akan merasa fresh dan lebih rileks,” katanya. Sebab, relaksasi yang didapatkan saat cuti ikut memperbaiki kondisi sel di badan. Dengan demikian, tubuh lebih segar. Nah, beda hasilnya pada orang yang kala cuti masih memikirkan pekerjaan. “orang itu kebanyakan cepat loyo lagi,” imbuh Lestari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Give Me Your Comment, No SPAM No JUNK: