Photobucket

18 Mei 2009

Pahami Tumbuh Kembang Bayi

Segala sesuatu yang berlangsung dengan alami dan tidak berlebihan jauh lebih indah daripada terlalu banyak atau sedikit. Demikian juga tumbuh kembang anak. Sering orang tua over stimulus yang tanpa sadar berdampak negatif bagi perkembangan si kecil.
Masih banyak yang kurang memahami. Padahal informasi tersebut sudah ada di mana-mana, baik di poster, leaflet, brosur, buku, maupun lipatan, namun para ibu kurang memperhatikan. Termasuk soal tahap tumbuh kembang anak. Selama 24 bulan pertama, seharusnya semua ibu sudah tahu dan bisa menstimulus/membimbing anak sesuai kebutuhan/tahap yang wajib dilalui tersebut.

Fase merangkak merupakan tahap penting yang seharusnya dilalui bayi. Sebab, dengan merangkak, anak bisa mengoptimalkan otak kiri dan kanan, koordinasi motorik, pemusatan perhatian/konsentrasi, serta kekuatan otot tangan-kaki-punggung.
Namun, akhir-akhir ini, banyak anak yang tidak diberi kesempatan melalui tahap yang menyenangkan tersebut dengan banyaknya orang tua yang menstimulus anak untuk bisa langsung berjalan dengan teta/babywalker/box untuk berdiri. Dengan demikian, seperti yang putra ibu alami, ada “masa perkembangan motorik” yang terlewaykan. Akibatnya, otot anak berkembang kurang optimal. Salh satunya berefek pada kemampuan duduk.
Bila dicermati, proses pembelajaran duduk satu paket dengan merangkak. Biasanya, pada usia enam bulan, anak mulai mengangkat pantat (ongkong-ongkong), dilanjutkan belajar duduk-merangkak berdiri-teta-berjalan sendiri. Bila tahap tersebut dilalui dengan baik dan secara alami, anak akan mampu mengembangkan semua kemampuan secara optimal.
Dengan cara instan, perkembangan anak jadi tidak optimal. Agar anak bisa duduk sendiri dengan baik, cobalah ibu latih/beri kesempatan anak untuk belajar duduk. Jangan selalu dibantu/didudukkan dengan alasan apa pun. Batita (bayi di bawah tiga tahun) biasanya cukup aktif karena rasa ingin tahu dan tahap ngasuh/orang tua harus waspada agar anak tidak cedera. Jangan terlalu membatasi gerak anak. Beri mereka kesempatan untuk mengoptimalkan gerak motoriknya.
Bila khawatir dengan tingkah anak yang aktif, lebih baik berikan mainan yang membuatnya bisa lebih tenang. Misalnya musik, mainan yang berbunyi, berwarna mencolok, namun terbuat dari bahan yang aman dari cat, besi, dan bahan lain yang berbahaya. Berikan yang terbaik buat sang buah hati dengan ukuran/timbangan yang pas agar bisa tumbuh sehat dan cerdas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Give Me Your Comment, No SPAM No JUNK: