Photobucket

30 Mei 2009

Pencegahan Kanker Leher Rahim

Kanker leher rahim atau disebut juga kanker serviks adalah sejenis kanker yang menurut data merupakan pembuluh nomor 1. Kanker ini paling sering ditemukan di antara penyakit ginekologi. Musuh terbesar seorang perempuan adalah kanker rahim. Kanker mulut rahim ini adalah kanker yang terdapat di serviks uterus, daerah organ produksi perempuan yang merupakan pintu masuk ke arah rahim, terletak di antara rahim dengan liang vagina. Menurut penelitian terbaru, salah satu penyebab kanker mulut rahim adalah virus HPV (Human Papilloma Virus).
Virus ini menjangkit perempuan jika pasangannya mengidap virus tersebut. Perempuan perokok pun sangat rentan terhadap kanker mulut rahim karena nikotin memegaruhi selaput lender. Kanker ini juga dapat hadir dengan pendarahan vagina, tetapi gejala kanker ini tidak terlihat sampai kanker memasuki stadium yang lebih jauh.

HPV (Human Papilloma Virus) 16 dan 18 merupakan penyebab utama pada 70% kasus kanker serviks di dunia. Perjalanan dari infeksi HPV hingga menjadi kanker serviks memakan waktu yang cukup lama, yaitu sekitar 10 hingga 20 tahun. Namun proses penginfeksian ini seringkali tidak disadari oleh para penderita, karena proses HPV kemudian menjadi pra kanker sebagian besar berlangsung tanpa gejala.

Gejala-gejala
Keputihan yang lama bahkan sampai mengeluarkan bau, dan terjadinya pendarahan pada saat melakukan hubungan seksual merupakan salah satu gejala kanker leher rahim. Pada stadium awal, kanker mulut rahim sulit terdeteksi. Pada tahap dysplasia sampai stadium 1, praktis tidak ada keluhan baru muncul pada stadium 2 dan 3. Pada stadium 4, sel kanker mungkin sudah menjalar ke otak, paru-paru dan beberapa organ tubuh lainnya.
Hampir 90% kanker mulut rahim itu terdapat di epitel permukaan, dimana ditemukan keadaan yang disebut pembakal kanker mulut rahim atau prakanker, mulai dari yang ringan sampai yang menjadi karsinoma in situ atau stadium nol. Semuanya dapat didiagnosis dengan sceening. Pada stadium awal sel kanker menyebar ke daerah mulut rahim. Kondisi prakanker sampai karsinoma ii situ sering tak menunjukkan gejala karena berada dalam lapisan epitel dan belum menimbulkan perubahan yang nyata. Pada stadium kedua, gejala yang timbul adalah keputihan, pendarahan pasca sanggama dan keluarnya cairan encer dari vagina. Jika sudah invasif, akan ditemukan gejala seperti pendarahan spontan, keluar keputihan dan rasa tak nyaman pada saat akan melakukan hubungan seksual.
Ada beberapa faktor penyebab terjadinya sel kanker, baik langsung maupuntak langsung.
a. Pertama
Screening atau penapisan. Dysplasia sering ditemukan pada usia 20 tahun. Karsinoma ini situ pada usia 15-35 tahun dan kanker serviks pada perempuan invasif usia 40 tahun.
b. Kedua
Lajang dan menikah pada usia muda dan meningkat dua kali lipat pada perempuan yang berhubungan seksual sebelum 16 tahun.
c. Ketiga
Peran pasangan pria. Pria yang menikah dengan pria yang mantan (mantan) istrinya menderita kanker mulut rahim, akan tertular pula.
d. Keempat
Karakteristik reproduksi dan menstruasi.

Pencegahan
Pencegahan terhadap kanker serviks dapat dilakukan dengan program skrinning dan pemberian vaksinasi. Di negara maju, kasus kanker jenis ini sudah mulai menurun berkat adanya program deteksi dini melalui pap smear. Vaksin HPV akan diberikan pada perempuan usia 19 hingga 55 tahun melalui suntikan sebanyak tiga kali, yaitu pada bulan ke nol, satu, dan enam. Dari penelitian yang dilakukan, terbukti bahwa respon imun bekerja dua kali tinggi pada remaja putri berusia 10 hingga 14 tahun dibanding yang berusia 15 hingga 25 tahun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Give Me Your Comment, No SPAM No JUNK: