Photobucket

18 Mei 2009

Bumi Panas, Nyamuk Mengganas

KENAIKAN suhu bumi, yang lebih dikenal dengan sebutan global warming, berpotensi meningkatkan jumlah penyakit, terutama penyakit menular. Teramsuk penyakit yang berkaitan dengan nyamuk.
“Kenaikan suhu bumi menjadikan nyamuk nyaman berkembang biak,” tutur Prof Dr dr Soegeng Soegijanto SpAK DTM&H. Dikatakan Soegeng, suhu 20-30 derajat Celsius dengan kelembapan di atas 60 persen merupakan suhu ideal bagi kehidupan nyamuk. Bila suhu bumi terus naik 3 derajat Celsius, akan terjadi peningkatan penularan penyakit oleh nyamuk hingga dua kali lipat.

Penyakit yang melibatkan nyamuk sebagai vector adalah malaria, chikungunya, demam berdarah, an kaki gajah. Diantara penyakit-penyakit tersebut, demam berdarah yang mematikan. Penderitanya pun tak melulu anak-anak. Orang dewasa bisa juga kena. “Chikungunya dan kaki gajah memang tak mematikan seperti demam berdarah. Tapi, penyakit itu tak boleh disepelekan. Sedangkan penyakit malaria sudah bisa ditangani,” lanjut dokter spesialis anak RSU dr Soetomo tersebut.
Konsultan penyakit tropik dan infeksi anak itu menjelaskan, nyamuk pembawa penyakit chikungunya sama dengan pembawa demam berdarah, yakni aedes aegypti. Gejala umum chikungunya, antara lain, pasien panas mendadak disertai keluhan nyeri sendi, infeksi konjungtiva (kelopak mata bagian dalam), dan bercak merah pada tubuh. Pada pemeriksaan darah tepi, akan terlihat penurunan leukosit. Karena nyeri di persendian, penderita chikungunya seolah lumpuh.
“Kelumpuhan itu disebabkan ngilu di bagian persendian, bukan penyakit saraf. Bila chikungunya yang diderita sembuh, kelumpuhan itu akan membaik sendiri,” ungkap dr Esti Martiana Rachmie, kepala Dinkes Kota Surabaya. Dibandingkan demam berdarah dengue (DBD), gejala demam chikungunya sangat mendadak dan lama infeksi lebih pendek. Hampir 50 persen anak yang terinfeksi virus chikungunya menunjukkan gejala panas yang baru berakhir dalam 72 jam (kurang lebih tiga hari). Pada DBD, demam bisa berlangsung 2-3 hari, bahkan lebih.
Bila anak menderita chikungnya, yang utama perlu ditangani adalah demam. “Berikan obat penurun panas dan jangan lupa mengompres anak dengan air. Tujuannya, mempertahankan suh tubuh tetap di bawah 40 derajat Celsius,” papar Soegeng. Untuk mengatasi rasa sakit, bisa diberikan analgesic (antinyeri). Jika mengidap radang sendi, bisa diberikan obat antiradang. Bila disertai tanda kurang cairan akibat muntah, dibutuhkan tindakan rehidrasi, yakni pemberian cairan infus. Untuk itu, si kecil harus dirawat di rumah sakit.
Esti menambahkan, jika ada pasien chikungunya, orang-orang di sekitarnya harus diperiksa untuk mencegah penyebaran virus. “Petugas Puskesmas akan memeriksa rumah pasien dan tetangga terdekat,” ungkapnya. Karena vector nyamuknya sama, pencegahan penyakit chikungunya sama dengan DB. Yakni, memutus mata rantai perkembangan nyamuk dengan pemberantasan sarang dan jentik atau fogging (pengasapan).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Give Me Your Comment, No SPAM No JUNK: