Photobucket

18 Mei 2009

Masyarakat Kian Minati Stem Cell

MANFAAT teknologi sel induk (stem cell) dari tali pusar mulai diminati warga Surabaya. Paling tidak, itu terlihat di dua rumah sakit (RS) swasta yang bekerja sama dengan perusahaan penyimpanan darah tali pusar. Di RS Spesialis Husada Utama, sudah 24 orang tua yang mengikuti program penyimpanan darah tali pusar sejak tahun lalu. Di RS Mitra Keluarga, tiap bulan rata-rata tiga orang mengikuti program tersebut sejak akhir tahun lalu.

Dilihat dari jumlahnya, memang belum banyak orang tua yang mengikuti program tersebut. Faktor mahal bisa menjadi salah satu alasan. Namun, bagi peserta, biaya tersebut dianggap sepadan dengan penyembuhan penyakit yang mungkin diderita si bayi, saudara, atau orang tuanya pada masa mendatang.
“Saat berkonsultasi, saya selalu menyebut ini sebagai asuransi dan jika orang tua punya kelebihan dana, silahkan melakukan,” kata dr Sigit Soeryono SpOG yang berpraktik di RS Mitra Keluarga. Menurut dr Poedjo Hartono SpOG Kink, darah dari tali pusar kaya sel induk. Sel itu mampu berkembang menjadi berbagai jenis sel matang. Misalnya, sel saraf, sel otot jantung, sel otot rangka, dan sel pancreas. Sel induk juga memiliki kemampuan memperbarui atau meregenerasi diri sendiri (self-regenerate/self-renew). Karena itu, sel induk diklaim bisa mengobati penyakit-penyakit noninfeksi. “Misalnya, kanker dan penyakit-penyakit yang berkaitan dengan autoimun,” ujarnya.
Mengikuti program penyimpanan darah tali pusar, menurut dokter spesialis kebidanan dan kandungan RS spesialis Husada Utama itu, cukup mudah. Orang tua tinggal menghubungi RS yang bekerja sama dengan perusahaan bank darah, lalu mendaftarkan diri ke perusahaan tersebut.
Setelah tanda tangan kontrak, orang tua dibekali peralatan pengambilan darah antara lain berisi kantong darah, tabung untuk menyimpan darah ibu (untuk pengujian),d an alat untuk mengambil darah. Kapan pun akan melahirkan, si ibu bisa menghubungi perusahaan penyimpanan darah itu. Lalu, peralatan tersebut diserahkan kepada dokter yang membantu persalinan. Saat persalinan, tali pusar yang masih terhubung dengan plasenta diklem dan dipotong. Dengan teknik yang aman, dokter mengambil darah tali pusar dan menyimpannya dalam kantong darah steril. “Pengambilan darah dari tali pusar dilakukan sebelum ari-ari lahir, kemungkinan darahnya telah habis,” jelas Poedjo. Selain itu, sampel darah ibu diambil.
Langkah selanjutnya, darah tali pusar dan sampel darah ibu dikirim secepatnya di Singapura. Sebab, darah tali pusar hanya bisa bertahan maksimal 36 jam. Darah itu diusahakan tak masuk kargo dan tak terpapar x-ray. Poedjo mengatakan, sebelum disimpan, darah tali pusar dan sampel darah ibu menjalani serangkaian pemeriksaan laboratorium. Jika ditemukan virus hepatitis, HIV, cytomegalovirus, atau virus lain, pemrosesan berhenti. “Sampel darah ibu sebagai konfirmasi jika ditemukan adanya virus di dalam darah tali pusar tersebut,” ujarnya. Bila tak ditemukan virus, darah tali pusar diproses untuk memisahkan sel inti dengan komponen darah lain. Hanya sel inti yang disimpan. Penyimpanannya pada tabung khusus dengan suhu minus 196 derajat Celsius hingga waktu yang ditentukan. Selanjutnya, orang tua akan mendapatkan salinan informasi dari perusahaan penyimpan darah tersebut. Setelah pengambilan darah, tambah Sigit, tali pusar dan plasenta bayi dapat dibawa pulang. Jadi, orang tua dapat melanjutkan tradisi menanam tali pusar. “Yang penting dalam proses pengambilan darah adalah sterilisasi,” kata dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan RS Mitra Keluarga itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Give Me Your Comment, No SPAM No JUNK: