Photobucket

21 Mei 2009

Mimpi Tak Selalu Indah

MIMPI adalah bunga tidur. Sayang, mimpi tak selalu indah. Mimpi bisa buruk, disertai mengigau, bahkan bonus tendangan atau pukulan. “Kalau sekedar mengigau, bukan masalah asalkan tidak mengganggu,” kata Prof dr Endang Warsiki Ghozali ApKJ(K), psikiater dari RSU dr Soetomo, Surabaya. Namun, mengigau disertai gerakan tak bisa diabaikan. Kondisi tersebut mungkin termauk nightmare dan night terror, “Keduanya lebih sering dialami anak-anak,” imbuhnya. Sebab, pada usia anak-anak, perkembangan otak belum sempurna. “Nightmare terjadi pada fase REM (rapid eye movement, Red),” jelasnya. Sedangkan night terror terjadi pada fase non-REm (tidur dalam). Kalau ada anggota keluarga yang mengigau disertai gerakan tak beraturan, bangunkan. Tak perlu dibangunkan dengan marah atau dibentak. “Anak malah akan kaget,” tuturnya.

Gangguan tidur tersebut masuk kategori parasomnia. “Yaitu, hal-hal yang terjadi berkaitan dengan tidur, tetapi tidak bisa dijelaskan secara medis,” ungkap Prof dr Fatimah Haniman SpKJ(K), psikiater dari RS Spesialis Husada Utama, Surabaya.
Bila frekuensi sangat sering, kondisi itu perlu dicurigai sebagai gejala epilepsy. “Sebab, gejala epilepsy sering terjadi saat tidur dan sama dengan gangguan tidur itu,” papar Fatimah. Jika tak tertangani, gangguan tidur tersebut beresiko terus berlanjut hingga dewasa.
Selain itu, ada gangguan tidur sambil berjalan (sleep walking). Dalam istilah medis, gangguan tersebut dikenal sebagai somnambulism. Maksudnya, seseorang bangun secara fisik, tapi kesadarannya tak komplet. Perilaku itu, menurut dr Agustina Konginan SpKJ, biasanya terjadi pada fase tidur REM.
Meski terjadi spontan, ada beberapa penyebab seseorang mengalami sleep walking. Di antaranya, riwayat trauma emosional sebelumnya. Psikiater dari RSU dr Soetomo, Surabaya, itu menuturkan bahwa konflik psikologis yang sulit atau tak terpecahkan berdampak gangguan tidur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Give Me Your Comment, No SPAM No JUNK: