Photobucket

30 Mei 2009

Potensi Selulit pada Setiap Orang

TAK sedikit yang beranggapan, selulit berkaitan dengan kenaikan berat badan. Setiap orang yang overweight diduga memiliki selulit di tubuhnya. ‘Pendapat tersebut tak sepenuhnya benar,’ kata dr Trisniartami Setyaningrum SpKK. Selulit sebenarnya tak berkaitan dengan berat badan. Sebab, pada dasarnya, semua orang berpotensi memiliki selulit. ‘Yang bertubuh kurus pun bisa punya selulit. Tapi orang gemuk memang lebih beresiko,’ lanjut staf medis Bagian Kulit dan Kelamin RSU dr Soetomo, Surabaya.

Mengadopsi bahasa Perancis cellulite, istilah medisnya adalah modular liposclerois atau sclerotic-fibrous-dermatous panniculopathy. Gangguan itu dialami 85-98% wanita pasca pubertas. Sebab, jumlah lemak wanita diperkirakan lebih banyak daripada pria. Semua ras juga bisa mengalami selulit. ‘Bahkan, pria juga bisa. Hanya, angka kejadiannya sangat jarang,’ kata Trisni.
Menurut dia, selulit dipengaruhi faktor keturunan. Bila orang tua memiliki selulit, kemungkinan besar anaknya berselulit. Perubahan normal juga berdampak selulit. Misalnya, pada masa kehamilan, menopause, atau minum pil KB pengatur hormon. Penambahan berat badan secara drastis juga mengakibatkan munculnya selulit. ‘Khusus masalah hormonal, tak bisa dijustifikasi akan terjadi pada semua wanita,’ ungkap Trisni. Tanda selulit, anatra lain, kulit terlihat seperti keju berongga atau kulit jeruk (peau d’orange). Bisa juga, tampak seperti matras. Selulit biasanya muncul di perut, paha, dan pantat. ‘Sebab, ketiga tempat tersebut jarang bergerak/beraktivitas,’ tutur alumnus FK Unair itu.
Penyebabnya, lanjut Trisni, gangguan mikrosirkulasi darah dan limfe sehingga mengakibatkan kemunduran fungsi jaringan lemak kulit. Akibatnya,lemak menumpuk. Kemudian, secara bertahap, tumpukan lemak tersebut akan menyerang jaringan di atasnya yang terdiri atas kolagen dan elastin. Efek selanjutnya adalah fibrosis. ‘Hal itulah yang membuat kulit tak lagi mulus,’ katanya.
Ada empat tahap selulit. Pertama, pembuntuan pembuluh darah. Kondisi tersebut mengakibatkan jaringan lemak membengkak. Gejalanya, kulit terasa seperti spons ketika diraba. Elastisitasnya berkurang. ‘Pada tahap itu, selulit terlihat ketika kulit dicubit. Kalau berdiri dan tidur, tak akan terlihat,’ ungkap trisni. Tahap berikutnya terjadi fibrosis.gejalanya, selulit tampak ketika berdiri. Namun, saat tidur, selulit tak akan terlihat.
‘Nah, pada tahap ketiga, selulit terlihat baik dalam posisi tidur maupun berduri. Itu yang dinamakan fibrosclerosis,’ lanjutnya. Yang terakhit adalah sclerosis. Kondisi tersebut ditandai kulit yang mengeras sehingga timbul benjolan. Ketika disentuh, ada kalanya nyeri. Hal itu menimbulkan gambaran seperti matras.
Menurut Trisni, inti pengobatan untuk memcah selulit adalah dengan memperbaiki peredaran darah di vena (venous drainage) serta limfe. Cara khusus untuk menghilangkan selulit, antara lain, menggunakan krim, pemijatan, endermologi, liposuction, ataupun subcision. Tindakan mutakhir menggunakan teknologi laser Tri active. Tentu, diet dan olah raga teratur tak boleh ditinggalkan. Terutama, untuk menurunkan berat badan bagi yang overweight. Trisni menyatakan, olahraga akan membantu menghilangkan racun dan kelebihan lemak di tubuh. ‘Diet dengan membatasi makanan yang mengandung gula, garam, serta lemak hewani.’

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Give Me Your Comment, No SPAM No JUNK: